MANFAAT DAUN KELAKAI
Tanaman kelakai adalah jenis paku-pakuan yang bernama lemidi (Stenochlaena palustris) dan dikenal dengan nama kelakai di Kalimantan Tengah. Kelakai banyak ditemukan di pulau Kalimantan dan habitatnya di daerah tanah gambut, air tawar, dan hutan belukar. Kelakai memiliki dua jenis, warna merah dan warna hijau. Tumbuhan paku ini memiliki panjang 5-10 cm, meiliki akar serabut, dan batangnya berwarna hijau berlendir, keras dan beruas, tangkainya panjang dengan daunnya yang saling berhadapan dengan bentuk memanjang dan disisi-sisinya bergerigi. Menurut masyarakat Dayak, kelakai sebenarnya adalah “buah” yang dihasilkan oleh “pohon gambut” yang sudah ratusan tahun lamanya menjadi bagian dari tanah di Kalimantan. Daun kelakai juga sering dimanfaatkan sebagai obat karena daun kelakai diketahui mengandung protein, kalsium, vitamin A dan C, beta-karoten, potasium, fosfor, mangan, tanin, flavonoid, steroid, zat besi, dan alkaolid.
Berbagai manfaat daun kelakai bagi kesehatan tubuh:
1. Menurunkan demam
Kandungan zat adiktif yang terdapat pada daun kelakai seperti flavonoid, steroid, dan alkaloid mampu berperan sebagai agen antiinflamasi sehingga berkhasiat sebagai antipiretik (obat penurun demam).
Menurut sebuah studi dari “African Journal of Traditional, Complementary, and Alternative Medicines” tahun 2015, air rebusan kelakai diminum untuk mengobati demam oleh masyarakat di Thailand. Selanjutnya, berdasarkan penelitian dalam “Berkala Kedokteran” tahun 2016, peran antiinflamasi dari komponen flavonoid, steroid, dan alkaloid dapat menghambat produksi sitokin pro inflamasi. Bukti empiris juga menyebutkan bahwa banyak masyarakat yang mengkonsumi daun kelakai untuk menurunkan demam.
2. Mengobati anemia
Salah satu faktor penyebab anemia adalah kekurangan zat besi. Zat besi (Fe) merupakan faktor yang ada hubungannya dengan pembentukan sel darah merah serta hemoglobin di dalam darah.
Menurut sebuah studi dalam “Jurnal Buletin Media Informasi” tahun 2019, pemberian ekstrak daun kelakai mampu menaikkan kadar hemoglobin. Hal ini dikarenakan daun kelakai memiliki kandungan zat besi yang tinggi.
3. Antibakteri
Antibakteri adalah kandungan kandungan zat yang mampu menghabat dan mematikan bakteri. Salah satu penelitian mengenai efek antibakteri dari daun kelakai tertuang dalam “Majalah Farmasi, Sains, dan Kesehatan” tahun 2017. Dalam penelitian itu, disebutkan bahwa ekstrak daun kelakai mampu menghambat Salmonella typhi (bakteri penyebab tifus) dan Staphylococcus aureus (bakteri penyebab penyakit kulit).
Komponen-komponen yang bersifat antibakteri dalam daun kelakai adalah flavonoid, tanin, steroid, dan alkaolid. Semua komponen ini memiliki fungsinya masing-masing dalam menyerang bakteri berbagai penyakit.
4. Antioksidan
Antioksidan adalah zat yang melindungi sel-sel tubuh dari efek radikal bebas. Pada hal ini, daun kelakai diketahui punya kemampuan untuk mengurangi radikal bebas.
Menurut “Jurnal Riset Industri” tahun 2017, aktivitas antioksidan yang cukup kuat dari ekstrak kelakai didapat dari senyawa tanin, flavonoid, dan beta-karoten yang dapat menurunkan jumlah radikal bebas dalam tubuh.
Kemampuan tersebut disebabkan karena senyawa-senyawa tersebut mengandung banyak gugus hidroksi fenol yang aktif sebagai penangkal radikal bebas.
5. Meningkatkan produksi ASI
Menurut sebuah penenlitian dalam “Jurnal Surya Medika” tahun 2018, sudah sejak lama masyarakat Dayak memanfaatkan tanaman kelakai untuk merangsang produksi ASI pada perempuan yang baru melahirkan. Hal ini dikarenakan banyak kandungan zat besi. Zat besi diketahui kempuannya dalam meningkatkan produksi ASI.
Di Kalimantan Tengah daun kelakai biasa diolah menjadi sayur oseng kelakai, keripik kelakai, dan lain-lain. oleh Yulian Evendi